Pages - Menu

Jumat, 12 April 2013

Komunikasi Organisasi


KOMUNIKASI ORGANISASI

BAB  I
PENDAHULUAN

            Mengapa suatu komunikasi itu penting dalam suatu organisasi? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang “concern” terhadap kajian fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian.[1]

Pada dasarnya setiap manusia yang dilahirkan pada suatu tempat akan bersosialisasi dengan lingkungannya. Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang tidak terkecuali cara-cara mereka melakukan komunikasi. Sebelum ditemukannya teknologi khususnya di bidang komunikasi manusia telah berkomunikasi satu dengan yang lain namun caranya masih bersifat natural sesuai dengan perdaban manusia ketika itu. Pada zaman Nabi Adam as pun sudah ada praktek komunikasi sebagaimana Allah memerintahkan Adam as untuk menyebutkan nama-nama, lalu adam menyebutkannya.[2]

Artinya : Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu ingin membangun kerja sama satu sama lainnya. Untuk memahami maksud satu sama lainnya, diperlukan komunikasi sebagai pengantar untuk sampai pada satu tujuan yang akan dicapai. Komunikasi diidentikkan dengan berbicara dan gerak tubuh.[3] Komunikasi juga dapat digunakan untuk mengenal satu sama lainnya, karena dengan komunikasilah penyampaian pesan-pesan pengenalan itu, Allah juga menciptakan kita berbangsa-bangsa bersuku-suku dan agar kita saling mengenal antar bangsa dan suku tersebut juga dengan menggunakan komunikasi, yang menyangkut hal ini Allah telah mencantumkannya dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 34.

Artinya “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalam kenyataannya masalah komunikasi senatiasa muncul dalam proses organisasi. Bahkan boleh dikata, organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang di dalamnya terdapat serangkaian alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi.[4]

Suatu kecakapan utama yang disyaratkan bagi seorang manajer adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efekif. Memperoleh pengertian kebijakan-kebijakan, menjaga bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas dan mengusahakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semuanya itu tergantung dari komunikasi yang efektif. Berkomunikasi adalah lebih dari pada mengatakan atau menuliskan. Ia juga mencakup pengertian. Tidak ada komunikasi, jikalau anda tidak mengerti, dan ketiadaan pengertian ini merupakan kesulitan terbesar yang ditemukan dalam komunikasi.[5]

Komunikasi merupakan hal yang sangat mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yang seharusnya.[6]


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Komunikasi (Communication)
Istilah komunikasi dapat dilihat dari dua segi, secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis atau umum istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” yang terbentuk dari kata “com” (bahasa latin “cum”) artinya dengan atau bersama dengan dan “unio” (bahasa latin “union”) artinya bersatu dengan. Dengan demikian komunikasi dapat diartikan dengan union together atau union with artinya bersama dengan atau bersatu dengan. Arti kata ini dapat bermakna bahwa komunikasi itu bersatu dengan orang lain atau bersama dengan orang lain untuk melakukan kontak hubungan.[7]

Secara terminologis komunikasi dapat diartikan dalam berbagai pendapat sesuai kepentingan dan hal yang dimaksudkan. Stoner, Freeman, dan Gilbert dalam Ernie Tisnawati S. dan Kurniawan S. mendefinisikan komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa menggunakan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.[8]

Menurut Willian C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, mendefenisikan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.[9] Willian J. Seller mendefenisikan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diartikan.[10]

Menurut Mesiono (2012) mengutip pendapat dari Sutisna mengenai komunikasi yaitu: komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.[11]

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga sebagai proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Selain itu komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman dari seseorang kepada orang lain.[12]

Tanpa komunikasi yang baik, tidak akan terjalin kerja sama yang bermuara pada tujuan yang dicetuskan bersama. Komunikasilah yang mampu menghubungkan dua orang bahkan lebih secara harmonis walaupun itu di lokasi yang berbeda.

B.     Organisasi (Organization)

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan manusia lain. Usaha untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut dengan membentuk hubungan kerja sama dan selanjutnya membentuk kelompok-kelompok. Tujuan dari usaha manusia akan lebih mudah dipenuhi dengan cara bersama-sama daripada dengan sendiri saja. Dengan demikian, yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.[13]

Organisasi merupakan kata yang sangat umum dan sering didengar oleh banyak orang. Sudah banyak para ahli yang memberikan kontribusinya dalam mendefenisikan kata organisasi. Menurut Mesiono (2012) mengutip pendapat Hamdy mengenai defenisi organisasi yaitu: organisasi adalah suatu susunan yang menggambarkan hubungan antara bidang kerja yang satu dengan yang lainnya, sehingga jalan tugas dan wewenang akan teratur dan terarah.[14]

Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Everer M. Rogers dalam K. Romli mendefenisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku yang sama juga mendefenisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.[15]

Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersama yang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalam suatu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber daya organisasi, berupa Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan sumber daya Modal/Uang. Organisasi beusaha mempermudah manusia dalam menjalankan hidup di dunia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan, dibandingkan satu orang yang memikirkannya. Seperti pepatah mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.[16]
 
C.    Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.[17] Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama di dalam organisasi karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi. Dari sudut pandang ini Rivai dan Mulyadi memberikan defenisi bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.[18]

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.[19]

Menurut Pace dan Faules dalam Nasrul Syakur Chaniago, komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.[20]

Goldhaber, memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh konsep kunci di dalam komunikasi organisasi. Masing-masing dari konsep kunci ini akan dijelaskan secara singkat.[21]

  1. Proses. Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka yang dinamis yang menciptakan dan menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan suatu proses.
  2. Pesan. Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi sesorang harus sanggup menyusun suatu gambaran pesan yang efektif, sehingga pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksud antara pengirim dan penerima pesan tersebut.
  3. Jaringan. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melalui suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi.
  4. Keadaan Saling Tergantung. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
  5. Hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manussia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi perlu dipelajari diantaranya sikap, skil, moral yang dilakukan oleh seorang pengawas.
  6. Lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia, staf, dan komponen organisasi lainnya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi.
  7. Ketidakpastian. Yang dimaksud ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding).[22] Komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Kalau dalam ornganisasi dikenal adanya struktur formal dan informal. Maka dalam komunikasi organisasi juga sangat penting dikemukakan sebagai unsur kontinum yang utama ialah komunikasi antar pribadi. komunikasi dalam organisasi juga mencakup penyampaian pesan secara akurat dari satu orang kepada satu orang lainnya atau lebih. Selain faktor-faktor tersebut, struktur, wewenang, desain pekerjaan organisasi, dan lain-lain merupakan faktor-faktor unik yang turut berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi, sebagai mana dinyatakan oleh simon bahwa “organisasi perlu untuk membantu manusia berkomunikasi.[23]

Komunikasi pada dasarnya merupakan cara bagaimana berbagai pihak dalam organisasi berinteraksi dalam suatu pola tertentu. Terdapat berbagai pola dalam berkomunikasi, dari sifatnya pola kumunikasi dalam bentuk formal maupun informal. Pada praktiknya, terdapat hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, sehinggga dapat menghambat terwujudnya kelompok kerja yang efektif, yaitu hambatan yang bersifat individual maupun yang bersifat organisasional, sehingga manajer perlu melakukan, upaya-upaya untuk mengelola komunikasi agar berjalan secara lebih efektif dengan memperbaiki hambatan-hambatan dalam berkomunikasi tersebut.

Teknologi dan sistem informasi sebagai salah satu bentuk kemajuan ilmu yang dicapai manusia pada praktiknya telah banyak membantu organisasi dalam berkomunikasi. Melalui teknologi dan sistem informasi, faktor jarak, waktu, hingga tempat, tidak lagi menjadi hambatan bagi organisasi untuk dapat berkomunikasi secara lebih efektif.[24]




BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan
Beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan adalah 
  1. Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian, pesan, informasi, ide, penjelasan, perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
  2. Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersama yang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalam suatu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber daya organisasi, berupa SDM, SDA, dan sumber daya Modal/Uang. Organisasi beusaha mempermudah manusia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di organisasi.
  3. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti.
B.     Saran
  1. Sebagai seorang mahasiswa MPI kita harus dapat memahami konsep komunikasi organisasi, karena di mana pun kita berada kita akan bertemu dengan hal tersebut. Serta komunikasi organisasi juga bisa dijadikan konsep penelitian dilapangan nantinya.
  2. Bagi pembaca yang aktif di organisasi, praktekkanlah jika anda paham dengan apa yang telah kami sajikan.
DAFTAR PUSTAKA

Chaniago Nasrul Syakur, Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011.
Kholil Syukur, Teori Komunikasi Massa, Bandung: Cipta Pustaka Media Printis, 2011.
Mesiono, Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012.
Panuju Redi, Komunikasi Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Rivai Veithzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Romli Khomsahrial, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Grasindo, 2011.
Sule Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2010.
Terry George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.



[1] Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 1.
[2] Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, (Bandung: Cipta Pustaka Media Printis, 2011), hal. 14.
[3] Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 88.
[4] Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 1-2.
[5] George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal 207.
[6] Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 7.
[7]Mesiono, Manajemen Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 106.
[8] Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 295-296.
[9] Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 89.
[10] Ibid.
[11] Mesiono, Manajemen Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 106.
[12] Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 336.
[13] Ibid., hal. 169-170.
[14] Mesiono, Manajemen Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 40.
[15] Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 1.
[16] Nasrul Syakut Chaniago, Manajemen Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 20.
[17] Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 2.
[18] Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 337.
[19] Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 2
[20] Nasrul Syakut Chaniago, Manajemen Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 90.
[21]Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 13-20
[22] Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 2.
[23] Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, (Bandung: Cipta Pustaka Media Printis, 2011), hal. 81.
[24] Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 311-312

Tidak ada komentar:

Posting Komentar