KOMUNIKASI ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Mengapa suatu komunikasi itu penting
dalam suatu organisasi? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang
“concern” terhadap kajian fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada
gejala-gejala keorganisasian.[1]
Pada
dasarnya setiap manusia yang dilahirkan pada suatu tempat akan bersosialisasi
dengan lingkungannya. Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang tidak
terkecuali cara-cara mereka melakukan komunikasi. Sebelum ditemukannya
teknologi khususnya di bidang komunikasi manusia telah berkomunikasi satu
dengan yang lain namun caranya masih bersifat natural sesuai dengan perdaban
manusia ketika itu. Pada zaman Nabi Adam as pun sudah ada praktek komunikasi
sebagaimana Allah memerintahkan Adam as untuk menyebutkan nama-nama, lalu adam
menyebutkannya.[2]
Artinya
: Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
Manusia
merupakan makhluk sosial yang selalu ingin membangun kerja sama satu sama
lainnya. Untuk memahami maksud satu sama lainnya, diperlukan komunikasi sebagai
pengantar untuk sampai pada satu tujuan yang akan dicapai. Komunikasi
diidentikkan dengan berbicara dan gerak tubuh.[3]
Komunikasi juga dapat digunakan untuk mengenal satu sama lainnya, karena dengan
komunikasilah penyampaian pesan-pesan pengenalan itu, Allah juga menciptakan
kita berbangsa-bangsa bersuku-suku dan agar kita saling mengenal antar bangsa
dan suku tersebut juga dengan menggunakan komunikasi, yang menyangkut hal ini
Allah telah mencantumkannya dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat
34.
Artinya
“Hai manusia, Sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Dalam
kenyataannya masalah komunikasi senatiasa muncul dalam proses organisasi.
Bahkan boleh dikata, organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang di
dalamnya terdapat serangkaian alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi
karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain.
Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja
antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi.[4]
Suatu
kecakapan utama yang disyaratkan bagi seorang manajer adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efekif. Memperoleh pengertian kebijakan-kebijakan, menjaga
bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas dan mengusahakan
perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semuanya itu tergantung dari komunikasi yang
efektif. Berkomunikasi adalah lebih dari pada mengatakan atau menuliskan. Ia
juga mencakup pengertian. Tidak ada komunikasi, jikalau anda tidak mengerti,
dan ketiadaan pengertian ini merupakan kesulitan terbesar yang ditemukan dalam komunikasi.[5]
Komunikasi
merupakan hal yang sangat mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu
anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi,
merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengoordinasikan
aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan
organisasi yang relevan. Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah
mudah. Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam
organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi
seefektif yang seharusnya.[6]
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komunikasi
(Communication)
Istilah
komunikasi dapat dilihat dari dua segi, secara etimologis dan terminologis.
Secara etimologis atau umum istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” yang terbentuk dari kata
“com” (bahasa latin “cum”) artinya dengan atau bersama dengan
dan “unio” (bahasa latin “union”) artinya bersatu dengan. Dengan
demikian komunikasi dapat diartikan dengan union
together atau union with artinya
bersama dengan atau bersatu dengan. Arti kata ini dapat bermakna bahwa
komunikasi itu bersatu dengan orang lain atau bersama dengan orang lain untuk
melakukan kontak hubungan.[7]
Secara
terminologis komunikasi dapat diartikan dalam berbagai pendapat sesuai
kepentingan dan hal yang dimaksudkan. Stoner, Freeman, dan Gilbert dalam Ernie
Tisnawati S. dan Kurniawan S. mendefinisikan komunikasi sebagai the process by which people attempt to share
meaning via the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses
di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang
lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa menggunakan mediator
atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.[8]
Menurut
Willian C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, mendefenisikan komunikasi adalah
suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang
biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau
tindakan.[9]
Willian J. Seller mendefenisikan komunikasi adalah proses dengan mana simbol
verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diartikan.[10]
Menurut
Mesiono (2012) mengutip pendapat dari Sutisna mengenai komunikasi yaitu:
komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan,
pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam
suatu organisasi.[11]
Komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga sebagai proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada
orang lain. Selain itu komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengiriman dari seseorang kepada orang lain.[12]
Tanpa
komunikasi yang baik, tidak akan terjalin kerja sama yang bermuara pada tujuan
yang dicetuskan bersama. Komunikasilah yang mampu menghubungkan dua orang
bahkan lebih secara harmonis walaupun itu di lokasi yang berbeda.
B.
Organisasi
(Organization)
Dalam
usaha memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan manusia lain. Usaha untuk
mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut dengan membentuk hubungan kerja sama
dan selanjutnya membentuk kelompok-kelompok. Tujuan dari usaha manusia akan
lebih mudah dipenuhi dengan cara bersama-sama daripada dengan sendiri saja.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang
terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
serangkaian sasaran.[13]
Organisasi
merupakan kata yang sangat umum dan sering didengar oleh banyak orang. Sudah
banyak para ahli yang memberikan kontribusinya dalam mendefenisikan kata
organisasi. Menurut Mesiono (2012) mengutip pendapat Hamdy mengenai defenisi
organisasi yaitu: organisasi adalah suatu susunan yang menggambarkan hubungan
antara bidang kerja yang satu dengan yang lainnya, sehingga jalan tugas dan
wewenang akan teratur dan terarah.[14]
Istilah
organisasi berasal dari bahasa latin organizare,
yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
saling bergantung. Everer M. Rogers dalam K. Romli mendefenisikan organisasi
sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert
Bonnington dalam buku yang sama juga mendefenisikan organisasi sebagai sarana
dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui
pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.[15]
Organisasi
merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian
tujuan bersama yang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalam suatu
komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber daya organisasi, berupa
Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan sumber daya Modal/Uang.
Organisasi beusaha mempermudah manusia dalam menjalankan hidup di dunia dengan
memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di organisasi. Untuk menyelesaikan
masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah
terselesaikan, dibandingkan satu orang yang memikirkannya. Seperti pepatah
mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.[16]
C.
Komunikasi
Organisasi (Organizational Communication)
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.[17] Komunikasi
menduduki suatu tempat yang utama di dalam organisasi karena susunan keluasan
dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.
Dari sudut pandang ini Rivai dan Mulyadi memberikan defenisi bahwa komunikasi
adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam
memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.[18]
Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi
itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung
dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang
dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan
sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk
bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup
organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi
dilancarkan.[19]
Menurut
Pace dan Faules dalam Nasrul Syakur Chaniago, komunikasi organisasi dapat
didefenisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.[20]
Goldhaber,
memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
Defenisi ini mengandung tujuh konsep kunci di dalam komunikasi organisasi.
Masing-masing dari konsep kunci ini akan dijelaskan secara singkat.[21]
- Proses. Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka yang dinamis yang menciptakan dan menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan suatu proses.
- Pesan. Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi sesorang harus sanggup menyusun suatu gambaran pesan yang efektif, sehingga pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksud antara pengirim dan penerima pesan tersebut.
- Jaringan. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melalui suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi.
- Keadaan Saling Tergantung. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
- Hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manussia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi perlu dipelajari diantaranya sikap, skil, moral yang dilakukan oleh seorang pengawas.
- Lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia, staf, dan komponen organisasi lainnya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi.
- Ketidakpastian. Yang dimaksud ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.
Tujuan komunikasi dalam proses
organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding).[22]
Komunikasi
organisasi adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi
tertentu. Kalau dalam ornganisasi dikenal adanya struktur formal dan informal. Maka
dalam komunikasi organisasi juga sangat penting dikemukakan sebagai unsur
kontinum yang utama ialah komunikasi antar pribadi. komunikasi dalam organisasi
juga mencakup penyampaian pesan secara akurat dari satu orang kepada satu orang
lainnya atau lebih. Selain faktor-faktor tersebut, struktur, wewenang, desain
pekerjaan organisasi, dan lain-lain merupakan faktor-faktor unik yang turut
berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi, sebagai mana dinyatakan oleh simon
bahwa “organisasi perlu untuk membantu manusia berkomunikasi.[23]
Komunikasi
pada dasarnya merupakan cara bagaimana berbagai pihak dalam organisasi
berinteraksi dalam suatu pola tertentu. Terdapat berbagai pola dalam
berkomunikasi, dari sifatnya pola kumunikasi dalam bentuk formal maupun
informal. Pada praktiknya, terdapat hambatan-hambatan dalam berkomunikasi,
sehinggga dapat menghambat terwujudnya kelompok kerja yang efektif, yaitu
hambatan yang bersifat individual maupun yang bersifat organisasional, sehingga
manajer perlu melakukan, upaya-upaya untuk mengelola komunikasi agar berjalan
secara lebih efektif dengan memperbaiki hambatan-hambatan dalam berkomunikasi
tersebut.
Teknologi
dan sistem informasi sebagai salah satu bentuk kemajuan ilmu yang dicapai
manusia pada praktiknya telah banyak membantu organisasi dalam berkomunikasi.
Melalui teknologi dan sistem informasi, faktor jarak, waktu, hingga tempat,
tidak lagi menjadi hambatan bagi organisasi untuk dapat berkomunikasi secara
lebih efektif.[24]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Beberapa
hal yang umum yang dapat disimpulkan adalah
- Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian, pesan, informasi, ide, penjelasan, perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
- Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersama yang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalam suatu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber daya organisasi, berupa SDM, SDA, dan sumber daya Modal/Uang. Organisasi beusaha mempermudah manusia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di organisasi.
- Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti.
B.
Saran
- Sebagai seorang mahasiswa MPI kita harus dapat memahami konsep komunikasi organisasi, karena di mana pun kita berada kita akan bertemu dengan hal tersebut. Serta komunikasi organisasi juga bisa dijadikan konsep penelitian dilapangan nantinya.
- Bagi pembaca yang aktif di organisasi, praktekkanlah jika anda paham dengan apa yang telah kami sajikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaniago
Nasrul Syakur, Manajemen Organisasi,
Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011.
Kholil
Syukur, Teori Komunikasi Massa, Bandung:
Cipta Pustaka Media Printis, 2011.
Mesiono,
Manajemen Organisasi, Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2012.
Panuju
Redi, Komunikasi Organisasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Rivai Veithzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Romli
Khomsahrial, Komunikasi Organisasi,
Jakarta: Grasindo, 2011.
Sule
Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar
Manajemen, Jakarta: Kencana, 2010.
Terry
George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar
Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
[1]
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 1.
[2]
Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, (Bandung:
Cipta Pustaka Media Printis, 2011), hal. 14.
[3]
Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen
Organisasi, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 88.
[4]
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 1-2.
[5]
George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar
Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal 207.
[6]
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 7.
[7]Mesiono,
Manajemen Organisasi, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 106.
[8]
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 295-296.
[9]
Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen
Organisasi, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 89.
[10] Ibid.
[11]
Mesiono, Manajemen Organisasi,
(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 106.
[12]
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 336.
[13] Ibid., hal. 169-170.
[14] Mesiono,
Manajemen Organisasi, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2012), hal. 40.
[15]
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 1.
[16]
Nasrul Syakut Chaniago, Manajemen
Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 20.
[17]
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 2.
[18]
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 337.
[19]
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 2
[20]
Nasrul Syakut Chaniago, Manajemen
Organisasi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 90.
[21]Khomsahrial
Romli, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 13-20
[22]
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001), hal. 2.
[23]
Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, (Bandung:
Cipta Pustaka Media Printis, 2011), hal. 81.
[24]
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 311-312
Tidak ada komentar:
Posting Komentar