TUJUAN MANAJEMEN HUMAS
BAB I
PENDAHULAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Masalah
penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga ekonomi dan bisnis, lembaga-lembaga
sosial serta politik setelah terjadinya revolusi industri adalah masalah
“hubungan”. Permasalahannya berkisar pada pertanyaan “bagaimana membangun dan
mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara lembaga tersebut dengan
masyarakat (publik) demi tercapainya tujuan dari lembaga/organisasi tersebut.[1]
Dalam
kehidupan modern seperti sekarang ini, kita hidup dalam kondisi saling
tergantung, terutama di bidang ekonomi dan teknologi. Untuk itu kita
membutuhkan hubungan yang dilandasi oleh sikap saling percaya demi pemenuhan
kebutuhan fisik material maupun spiritual. Saling tergantung antara individu dengan perusahaan, dan pemerintah dengan
organisasi-organisasi sosial telah menciptakan kebutuhan akan filsafat dan
fungsi baru dalam manajemen. Fungsi itulah yang disebut sebagai “hubungan
masyarakat”.[2]
Peranan
public relations dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan
fungsi-fungsi manajemen organisasi. Fungsi dasar manajemen tersebut merupakan
suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi
lembaga dan biasanya berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi
sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi/lembaga tersebut.[3]
Public
relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,
pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut
aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan
manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manejemen untuk
mampu menganggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini
dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.[4]
Kebutuhan
untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Masyarakat menggantungkan diri
pada berbagai lembaga itu untuk memperoleh kepuasan material, sosial, dan
kerohanian. Hal yang baru adalah kesadaran pemimpin lembaga itu akan arti
keberadaannya dalam masyarakat dan berusaha untuk berbuat sesuatu yang baik
bagi lingkungannya, ke dalam maupun ke luar.[5]
F.
Rachmadi menyatakan bahwa segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh public
relations pada dasarnya memiliki tujuan dan sasaran memperbaiki dan
meningkatkan hubungan, menumbuhkan sikap yang positif serta membangkitkan minat
dan semangat kerja para anggota organisasi, karena mereka semua bergantung satu
sama lainnya.[6]
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa public relations memiliki
tujuannya sendiri dan berbeda dengan tujuan dari organisasi. Tujuan dari public
relations menjadi penting dalam organisasi karena dapat menunjang dalam
pencapaian tujuan organisasi. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk
mengetahui bagaimana tujuan dari public relations baik dalam tataran teori
maupun praktiknya.
B.
Rumusan
Masalah
- Apa tujuan dari Manajemen Humas ?
- Bagaimana fungsi dari manajemen Humas ?
- Bagaimana public relations sebagai alat manajemen ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Public Relations
Public
relations merupakan fungsi manajemen dan dalam stuktur organisasi public
relations merupakan salah satu bagian atau divisi dari organisasi. Karena itu,
tujuan public relations sebagai bagian struktural organisasi tentu saja tidak
bisa lepas dari tujuan organisasinya sendiri. Inilah yang oleh Oxley dalam Yosal
disebut sebagai salah satu prinsip public relation. Prinsip tersebut
menyatakan, “Tujuan public relations jelas dan mutlak memberi sumbangan pada
objektif organisasi secara keseluruhan”. Tujuan kegiatan public relations-nya
sendiri oleh Oxley dinyatakan “mengupayakan dan memelihara saling pengertian
antara organisasi dan publiknya”. Bahkan secara tegas Oxley menyatakan, bahwa
objektif public relations itu tidak akan pernah terlepas dari objektif
organisasi. “Objektif public relation tidak akan pernah merintangi pencapaian
objektif penting apa pun dari organisasi”. Apa yang dijelaskan Oxley itu
kemudian seperti dibuat uraiannya secara lebih rinci oleh Lesly tatkala
menyusun semacam daftar objektif kegiatan public relations, yang mencakup hal
berikut.[7]
1. Prestise
atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya.
2. Promosi
produk atau jasa.
3. Mendeteksi
dan menghadapi isu dan peluang.
4. Menetapkan
postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya.
5. Good
will karyawan atau anggota organisasi.
6. Mencegah
dan memberi solusi masalah perburuhan.
7. Mengayomi
good will komunitas tempat organisasi menjadi bagiannya.
8. Good
will para stakeholder dan konstituen.
9. Mengatasi
kesalahpahaman dan prasangka.
10. Mencegah
serangan.
11. Good
will para pemasok.
12. Good
will pemerintah.
13. Good
will bagian lain dari industri.
14. Good
will para leader dan menarik leader lainnya.
15. Kemampuan
untuk mendapatkan personel terbaik.
16. Pendidikan
publik untuk enggunakan produk atau jasa.
17. Pendidikan
publik untuk satu titik pandang.
18. Good
will para customer atau para pendukung.
19. Investigasi
sikappelbagai kelompok terhadap perusahaan.
20. Merumuskan
dan membuat pedoman kebijakan.
21. Menaungi
viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi.
22. Mengarahkan
perubahan.
("good will" atau nama baik adalah
suatu penghargaan terhadap seseorang yang
memang memiliki kekuasaan tertentu atau seseorang yang memiliki prestasi
yang patut untuk dihormati atau seseorang yang memiliki jasa yang memang
patut untuk dihargai).
memang memiliki kekuasaan tertentu atau seseorang yang memiliki prestasi
yang patut untuk dihormati atau seseorang yang memiliki jasa yang memang
patut untuk dihargai).
Ke-22
hal yang di atas yang merupakan tujuan kegiatan public relations yang pada
gilirannya akan memberi manfaat terhadap organisasi. Prestise atau citra yang
baik misalnya, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi organisasi, bahkan
prestise dan reputasi ini sering disebut sebagai aset terbesar perusahaan.
Karena itu, reputasi mendapat perhatian yang sangat besar, dan manajemen
reputasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan public relations yang
penting.[8]
Tujuan
utama kegiatan public relations adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan
motivasi bagi stakeholder perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses
transfer komunikasi. Menurut Firsan Nova, tujuan kegiatan public relations
dapat dikelompokkan sebagai berikut.[9]
1. Performance
Objective
Public
relations merupakan kegiatan komunikasi untuk mempresentasikan citra perusahaan
kepada publiknya (stakeholders), melaksanakan serangkaian kegiatan untuk
membentuk dan memperkaya identitas dan citra perusahaan di mata stakeholders.
2. Support
of Consumer Market Objective
Kegiatan
public relations dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen,
sikap dan persepsi konsumen terhadap produk tayangan yang ditawarkan
perusahaan. Hasil identifikasi tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menerapkan strategi pendekatan yang sesuai.
Dari
sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang public relations, tujuan yang
ingin dicapai dalam bidan public relations, yaitu komunikasi internal dan
komunikasi eksternal, yaitu[10] :
1. Komunikasi
Internal (personel/anggota institusi)
a. Memberikan
informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi.
b. Menciptakan
kesadaran anggota/personel mengenai peran institusi dalam masyarakat.
c. Menyediakan
sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.
2. Komunikasi
Eksternal (masyarakat)
a. Informasi
yang berat dan wajar mengenai institusi.
b. Kesadaran
mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.
c. Motivasi
untuk menyampaikan citra baik.
Menurut
H. Fayol dalam Rosady Ruslan beberapa kegiatan dan sasaran public relations,
adalah sebagai berikut.[11]
1. Membangun
identitas dan citra perusahaan (Building corporate identity dan image)
a. Menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif.
b. Mendukung
kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi
krisis (Facing of crisis)
a. Menangani
keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan public relations recovery of image yang bertugas
memperbaiki lost of image dan damage.
3. Mempromosikan
Aspek Kemasyarakatan (Promotion public causes)
a. Mempromosikan
yang menyangkut kepentingan publik.
b. Mendukung
kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-obatan terlarang,
dan sebagainya.
Secara
umum, sasaran kegiatan public relations, baik swasta maupun pemerintah adalah
menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan atau lembaga pemerintah
yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut, perlu
diupayakan hubungan yang harmonis antara public relations dan lingkungannya.
Pendapat publik (umum) yang menguntungkan dapat dicapai melalui pendekatan
pribadi (lobbying). Bagi public relations swasta, pendekatan pribadi ini dapat
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi sebuah industri, kelompok konsumen,
dan sebagainya. Sedangkan bagi public relations pemerintah, pendekatan pribadi
diadakan terutama untuk mendapatkan pengesahan dari Dewan Perwakilan Rakyat
agar rancangan undang-undang yang diajukan dapat diterima. Pendapat umum yang
menunjang, merupakan kunci tercapainya tujuan sesuatu perusahaan atau lembaga.[12]
Fungsi
utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik
antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam
rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam
upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga
organisasi.[13]
Aktivitas public relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik
antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian
dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan
produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.
Kegiatan public relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik
dan perubahan sikap dari masyarakat.[14]
Public
relations mempunyai fungsi timbal-balik, ke luar dan ke dalam. Ke luar, ia
harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran masyarakat yang positif
terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaga terhadap segala
tindakan dan kebijakan organisasinya. Ke dalam, ia berusaha mengenali,
mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif
dalam masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan. Ini
berarti ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi di dalam lembaganya,
termasuk ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia berperan dalam
membina hubungan baik antara organisasinya dengan masyarakat dan dengan media
massa. Fungsi pokoknya adalah mengatur sirkulasi informasi internal dan
eksternal, dengan memberikan informasi serta penjelasan kepada publik mengenai
kebijakan atau program organisasi, sehingga memperoleh dukungan publik.[15]
B.
Public
Relations sebagai Alat Manajemen
Public
relations sesungguhnya sebagai alat
manajemen modern secara stuktural merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan atau organisasi. Artinya public relations bukanlah merupakan fungsi
terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut alias bersifat
melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut dapat menjadikan public
relations dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara
organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Peranan ini turut
menentukan sukses atau tidaknya misi, visi, dan tujuan bersama dari organisasi
lembaga tersebut. Peranan umum public relations dalam manajemen suatu
organisasi itu terlihat dengan adanya beberapa aktivitas pokok kehumasan, yaitu[16]:
1. Mengevaluasi
sikap atau opini publik.
2. Mengidentifikasi
kebijakan dan prosedur organisasi/perusahaan dengan kepentingan publiknya.
3. Merencanakan
dan melaksanakan penggiatan aktivitas public relations.
Dalam
mempelajari manajemen public relations terdapat dua pokok bahasan yang harus
diperhatikan. Pertama manajemen dan kedua public relations. Kedua hal tersebut
saling berkaitan konsepsi, sistem dan aplikasinya di lapangan praktik. Dan juga
berkaitan dengan motivator suatu prosesn pekerjaan dan fungsi manajemen public
relations dalam suatu organisasi/perusahaan. Dikaitkan dengan pemahaman
manajemen public relations, apabila ditinjau dari segi selain fungsi manajemen
dan proses dalam kegiatan komunikasi (yang merupakan faktor utama yang dapat
menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang
diwakilinya), pada umumnya manajemen humas melalui fungsi atau beberapa
tahapan-tahapan sebagai berikut[17]:
1. Perencanaan
(planning).
2. Pengorganisasian
(organizing).
3. Pengkomunikasian
(comunicating).
4. Pengawasan
(controlling).
5. Dan
penilaian (evaluating).
Scott
M. Cutilp dan Allen H. Centre dalam Rosady Ruslan, mengungkapkan bahwa: “Public
relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi
kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta
merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian
dan dukungan publiknya.
Peranan
komunikasi dalam manajemen dewasa ini berada di tingkat pengting dalam
terciptanya hubungan komunikasi antara manajemen dan para karyawannya, antara
pimpinan manajemen dengan pemilik perusahaan dan sebaliknya. Termasuk melakukan
komunikasi timbal balik dua arah adalah komunikasi yang dilakukan antara pihak
perusahaan dan publiknya. Dalam sistem manajemen komunikasi, hubungan
komunikasi dua arah tersebut merupakan alat memperlancar pemahaman yang tepat
dalam hal penyampaian pesan dan informasi. Peranan komunikasi tersebut dalam
aktivitas manajemen organisasi masa kini biasanya diserahkan atau dilaksanakan
oleh pihak public relations. Dari
peranan yang dilaksanakan tersebut, pejabat public relations akan melakukan
fungsi-fungsi manajemen perusahaan, secara garis besar aktivitas utamanya
berperan sebagai berikut.[18]
1. Communicator
Artinya kemampuan
sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media
cetak/elektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya.
2. Relationship
Kemampuan peran public
relations membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya
dengan publik internal dan eksternal. Juga berupaya menciptakan saling
pengertian dan dukukangan.
3. Back
up Management
Melaksanakan dukungan
manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran,
operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam
suatu kerangka tujuan pokok perusahaan.
4. Good
Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi
yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama
bagi public relations dalam melaksanakan manajemen public relations membangun
citra atau nama baik organisasi yang diwakilinya.
Di
samping itu, terdapat beberapa konsep peran, tugas, dan fungsi public relations
yang mampu mempengaruhi dalam praktik menunjang manajemen organisasi
perusahaan, yaitu melalui pendekatan sebagai berikut.[19]
1. Manipulatif
Merupakan upaya
mempengaruhi individu, kelompok atau publik yang menjadi sasarannya dengan
mengubah atau mempengaruhi pendapat dan opini publik melalui teknik-teknik
kegiatan komunikasi public relations demi kepentingan tujuan yang positif bagi
lembaga atau perusahaan.
2. Kuratif
Sebagai upaya untuk
pemulihan atau perbaikan-perbaikan terhadap suatu kegagalan atau kesalahan yang
telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif bagi organisasi, dan tindakan
public relations selanjutnya adalah berupaya memulihkan kembali nama baik
organisasi di mata publiknya.
3. Preventif
Merupakan suatu
tindakan pencegahan atau preventif untuk meniadakan risiko kerugian yang lebih
besar di masa yang akan datang.
4. Promosional
Berupaya mendorong atau
memotivasi untuk memajukan usaha komersial yang bertujuan profit dengan
melakukan promosi, komunikasi pemasaran dan promosi periklanan dengan
menawarkan produk barang dan jasa pelayanan terbaiknya kepada konsumen.
5. Pendidikan
Memberikan informasi
atau menyebarluaskan informasi program pendidikan dan ilmu pengetahuan secara
luas kepada publiknya.
6. Misi
Memberikan pelayanan terbabiknya
untuk mencapai tujuan tepat pada waktunya.
Keberhasilan
publik relations dalam melaksanakan keenam pendekatan tersebut di atas tidak
terlepas dari kemampuan melakukan proses komunikasi terus menerus dan
berkesinambungan dari kegiatan manajemen publik relations, yaitu berawal dari
aktivitas riset, perencanaan, penetapan program kerja, model komunikasi yang
diterapkan hingga mengevaluasinya.[20]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Sasaran
atau tujuan kegiatan public relations, baik bagi organisasi swasta maupun
pemerintah, profit atau non-profit adalah menciptakan opini publik yang
menguntungkan bagi organisasi tersebut.
2. Fungsi
pokok public relations adalah mengatur sirkulasi informasi internal dan
eksternal, dengan memberikan informasi serta penjelasan kepada publik mengenai
kebijakan atau program organisasi, sehingga memperoleh dukungan publik.
3. Public
relations sesungguhnya sebagai alat
manajemen modern secara stuktural merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan atau organisasi. Artinya public relations bukanlah merupakan fungsi
terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut alias bersifat
melekat pada manajemen perusahaan.
B.
Saran
1. Sebagai
mahasiswa yang berada pada ranah Prodi Manajemen Pendidikan Islam, hendaknya
kita juga harus mengetahui bagaimana sebenarnya menjalin hubungan yang baik
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat melalui mata kuliah manejemen
hubungan masyarakat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Iriantara, Yosal. Manajemen Strategis Public
Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Nova, Firsan. Crisis Public Relations. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
Rachmadi, F. Public Relations
(dalam Teori dan Praktek). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Ruslan, Rosady. Manajemen
Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
[1]
F. Rachmadi, Public Relations (dalam Teori dan Praktek), (Jakarta:
Gramedia Pustaka utama, 1992), hal. 1.
[2] Ibid.
[3] Rosady
Ruslan, Manajemen Public Relations dan
Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 12.
[4] Ibid., hal. 16.
[5]
F. Rachmadi, Public Relations (dalam Teori dan Praktek), (Jakarta:
Gramedia Pustaka utama, 1992), hal. 2.
[6] Ibid., hal. 3.
[7]
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis
Public Relations, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 56-57.
[8] Ibid.
[9]
Firsan Nova, Crisis Public Relations,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 52-53.
[10]
Ibid.
[11]
Rosady Ruslan, Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal.
23-24.
[12]
F. Rachmadi, Public Relations (dalam Teori dan Praktek), (Jakarta: Gramedia
Pustaka utama, 1992), hal. 22.
[13]
Firsan Nova, Crisis Public Relations,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 49.
[14]
Ibid.
[15]
F. Rachmadi, Public Relations (dalam Teori dan Praktek), (Jakarta:
Gramedia Pustaka utama, 1992), hal. 22.
[16]
Rosady Ruslan, Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal.
24-25.
[17]
Ibid.
[18]
Ibid., hal. 26.
[19]
Ibid., hal. 33-35.
[20]
Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar